Ada wajah baru di hutan Mangrove yang terletak di kawasan Ramayana Departemen Store Tarakan Borneo. Wajah baru itu adalah kawasan persemaian untuk menyemai bibit dari berbagai jenis pohon yang ada di kawasan Hutan Mangrove. Ada dua orang yang bertanggung jawab dalam hal penanganan persemaian ini, mereka adalah Hamzah dan Ade Chandra.
Dulunya kata Hamzah, kawasan persemaian atau kawasan pembibitan ini berada di Pantai Amal. Tapi di karenakan suatu dan lain hal pembibitan di sana tidak berasil. Banyak bibit mati dan tidak dapat digunakan, maka dipindahlah tempat tersebut ke kawasan hutan mangrove. Dan ternyata berhasil, hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan bibit yang bagus, terang hamzah sambil menunjuk bibit pohon yang tumbuh dengan suburnya .
Adapun bibit yang berada di area persemaian ini adalah bibit pohon bakau, bakau panggang, perepat, api-api, bakau mutut dan bius. Walau kawasan ini kecil tapi ianya di tata begitu apik, ini menandakan pengelola kawasan hutan mangrove menginginkan ia dapat dijadikan objek wisata .
Kata hamzah lagi, ia dan kedua rekannya nongkrong melakukan pengawasan dari pagi hingga pukul 06.30. Penjagaan ketat harus mereka lakukan karena kadang kala monyet hitam, sering bermain di kawasan itu dan kemudian menganggu bibit yang sedang disemai.
Wajah lainnya di hutan mangrove, adanya kegiatan penangkapan berang–berang dengan menggunakan perangkap yang sangat besar. Berang–berang ini sering melakukan aktivitas penangkapan ikan di sungai yang membelah kawasan hutan mangrove.
Kalau mau bersantai, pihak pengelola juga telah menyediakan tempat untuk beristirahat dengan pasilitas WC yang sangat respresentatif. “Penampilan hutan mangrove pokoknya lain deh“ kata ia berpromosi.
Mengenai adanya isu, monyet bekantan ada yang mati, ia menggelengkan kepala dan menyarankan bertanya pada pihak pengawas/pengelola Hutan Mangrove.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar